Monday, November 10, 2014

Radio dan Perubahan Sosial, Studi Kasus Pemilu 2014 pada Radio Elshinta
 
A.      Sejarah Radio Elshinta
Radio Elshinta didirikan pada tahun 1968 dan merupakan radio amatir pertama yang masuk ke profesional. Radio ini dari tahun 1968-1980an sudah menjangkau dari Sabang sampai Merauke. Pada awal hingga pertengahan tahun 80-an radio Elshinta mencapai puncak kejayaannya dengan lagu-lagunya. Kemudian radio Elshinta berganti format menjadi lagu yang agak dewasa dan pada tahun 1990 berpindah ke FM dengan memutar lagu-lagu jazz. Pada kerusuhan tahun 1998 banyak masyarakat yang meminta informasi. Lalu pada tahun 2000 radio Elshinta berubah menjadi radio berita tanpa ada lagu, hanya News and Talk saja selama 24 jam.

B.       Analisa : Perspektif Teori Agenda Setting pada Radio Elshinta

a.    Teori Agenda Setting
Istilah Agenda Setting pertama kali diciptakan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw (1972, 1993) untuk menggambarkan sebuah fenomena yang telah lama diketahui dan diteliti dalam konteks kampanye pemilu. Ide inti dari teori ini adalah media berita mengindikasikan kepada publik apa yang menjadi isu hari ini dan tercermin dalam apa yang dipersepsikan publik sebagai isu utama. Lazarsfeld (1944) merujuk hal ini sebagai kekuatan untuk ‘membentuk isu’. Agenda setting terbagi menjadi tiga. Pertama, agenda media (Visibility, Audience Salience, dan Valence). Kedua, agenda khalayak (Familiarity, Personal Salience, dan Favorability). Ketiga, agenda kebijakan (Support, Likelihood of Action, dan Freedom of Action). Menurut Littlejohn (1996), proses penetapan agenda dapat dilihat dalam tiba bagian, yaitu :
1)   Prioriti isu diperbincngkan oleh pihak media atau penentuan media.
2)   Agenda media mempengaruhi pemikiran masyarakat atau agenda umum.
3)   Agenda umum mempengaruhi pemikiran pembuat dasar atau policy agenda.

b.    Analisa Radio Elshinta
Radio Elshinta pada Pemilu 2014 menyajikan sebuah mata acara yang berjudul “Pemilu 2014” sebagai wadah informasi tentang pemilu yang sedang berlangsung. Radio tersebut menjadikan berita mengenai pemilu sebagai berita yang sangat penting dengan membuat sebuah mata acara khusus untuk membahasnya. Pada konsep ini Radio Elshinta memiliki fungsi sebagai agenda setter seperti yang dikenal dalam Teori Agenda Setting. Tidak hanya acara yang berjudul “Pemilu 2014” saja, Radio Elshinta juga memiliki progra pemilu lainnya yang berjudul “Pemilu dan Anda”. Dari kedua program acara tersebut tentu terlihat bahwa Radio Elshinta mencoba untuk berbicara kepada khalayak bahwa isu mengenai pemilu adalah isu penting.
Ada kalanya pihak media mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat elit yang kemudian golongan ini dapat mempengaruhi agenda media dan agenda umum. Oleh karena itu, media juga dapat digunakan oleh pihak tertentu untuk membawa ideologi mereka menjadi agenda umum. Misalnya seperti publisitas atas suatu partai politik. Publisitas itu sendiri lebih menekankan kepada proses komunikasi satu arah. Publisitas berasal dari bahasa Inggris “Publicity” yang berarti informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan oleh media massa karena informasi itu memiliki nilai berita.
Masalah publisitas pada Radio Elshinta diakui sebagai bagian dari pengenalan partai agar masyarakat mengenal partai-partai yang ada dan juga agar dapat mengenal calon yang diajukan oleh partai tersebut. Diakui oleh Radio Elshinta bahwasanya mereka mewawancarai semua partai untuk mengenalkan partai mereka hingga pemilu presiden. Mereka juga menganggap bahwa isu ini adalah penting meski publisitas menjadi acuan utamanya.
Ada empat jenis hubungan kausa di antara media dan pihak luar, yaitu :
1.    Sumber yang berkuasa dan media yang berkuasa menghasilkan hubungan simbiotik yang memberikan pegaruh kuat terhadap agenda umum.
2.    Sumber yang berkuasa tetapi media tiada kuasa, keadaan ini membuat pihak yang berkuasa menggunakan media untuk membawa agenda mereka.
3.    Sumber rendah kuasa tetapi media yang berkuasa, media yang menentukan agenda dan pihak luar terpaksa akur dengan media.
4.    Sumber dan media yang kurang berkuasa, keadaan ini membuat agenda umum ditentukan oleh perkara yang berlaku sebenarnya tanpa ditentukan oleh pihak medi atau sumber.

Radio Elshinta mengaku bangga akan indenpendecy media yang mereka miliki. Meski radio tersebut mengenal beberapa pejabat politik, namun mereka tidak langsung menjadikan media mereka sebagai agenda media dan agenda umum untuk masyarakat. Moto utama mereka adalah pengakuan mereka yang profesional. Kredibilitas adalah hal yang mereka junjung agar agenda sumber tidak berkuasa dan menjadikan media sebagai jalan untuk menjadikan agenda mereka menjadi agenda umum.

No comments:

Post a Comment