Nama : Corrie Prestita Ishaya
(1112051100019)
Kelas : Jurnalistik 4A
TOKOH FILOSOF
MUSLIM : AL KINDI
Masa Hidup
Abu Yusuf Ya’qub ibn ‘Ishaq ibn Sabbah ibn Imran ibn Ismail al-Ash’ats bin Qais al-Kindi (185 H/801 M-260 H/873 M) adalah seorang filosof muslim pertama. Sebagai
muslim arab pertama yang mempelajari ilmu pengetahuan dan filsafat, Al-kindi
disebut “Ahli-filsafat arab”. Semasa hidupnya al-Kindi mahir dalam berbahasa
Arab dan berbahasa Yunani.
Ia
berasal dari sebuah keluarga pejabat. Keluarganya berasal dari suku kindah,
salah satu suku Arab yang besar di Yaman, sebelum Islam datang. Nenek moyangnya
pindah ke Kufah. Kakeknya,
al-Ash’ats ibn Qais, memeluk islam dan dianggap sebagai salah seorang sahabat
nabi saw. Ayahnya, Ishaq al-Sabbah,
menjadi gubernur Kufah selama kekhalifahan Abbasiyah al-Mahdi dan al-Rasyid. Kufah adalah pusat kebudayaan islam yang
cenderung kepada studi-studi aqliah. Disinilah Al-Kindi menghapal al-Quran,
mempelajari tata bahasa arab, kesusastraan dan ilmu hitung. Ia juga mempelajari
Fiqh dan kalam. Tetapi, Al-kindi lebih tertarik kepada ilmu pengetahuan
dan filsafat, oleh karena itu ia menguasai bahasa yunani dan syria.
Karya-karyanya
Karya al-kindi
berjumlah270 buah yang kebanyakan berupa risalah-risalah pendek. Al Kindi telah menulis banyak karya dalam berbagai
disiplin ilmu, dari metafisika, etika, logika, dan psikologi, hingga ilmu
pengobatan, farmakologi,matematika, astrologi dan optik, juga meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi.
Beberapa karya
ilmiahnya telah diterjemahkan oleh Gerard dari Cremona ke dalam bahasa Latin,
dan pemikirannya itu sangat mempengaruhi pemikiran eropa pada abad pertengahan.
Cardano menganggap al-kindi sebagai salah satu dari dua belas pemikir terbesar.
Filsafatnya
Menurut
al-Kindi, fungsi filsafat sesungguhnya bukan untuk menggugat kebenaran wahyu atau untuk menuntut keunggulan yang lancang atau
menuntut persamaan dengan wahyu. Filsafat haruslah sama sekali tidak mengajukan
tuntutan sebagai jalan tertinggi menuju kebenaran dan mau merendahkan dirinya
sebagai penunjang bagi wahyu.
Al kindi:
“filsafat adalah pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu dalam batas-batas
kemampuan manusia, karena tujuan para filsosof dalam berteori ialah mencapai
kebenaran, dan dalam berpraktek, ialah menyesuaikan dengan kebenarannya. Ibn
Nabatah dari Al-kindi: “ilmu-ilmu filsafat terdiri atas tiga hal, pertama,
pengajaran (ta’lim), yaitu matematika yang bersifat mengantar; kedua, ilmu
alam, yang bersifat terakhir dan ketiga ilmu agama yang bersifat paling tinggi.
Keselarasan
antara filsafat dan agama didasarkan antara 3 alasan:
·
ilmu
agama merupakan bagian dari filsafat
·
wahyu yang diturunkan kepada nabi dan
kebenaran filsafat saling bersesuaian
·
menuntut ilmu, secara logika, diperintahkan
dalam agama.
Al-kindi
membedakan secara tajam agama dan filsafat dalam risalah “jumlah karya
aristoteles”:
·
kedudukan
teologi lebih tinggi dari filsafat
·
agama
merupakan ilmu ilahiah, sedang filsafat merupakan ilmu insani
·
jalur
agama adalah keimanan sedang jalur filsafat adalah akal
·
pengetahuan
nabi diperoleh langsung melalui wahyu, sedangkan pengetahuan filosof diperoleh
melalui logika dan pemaparan
Kesimpulannya,
al-kindi adalah filosof pertama dalam islam yang menyelaraskan antara filsafat
dan agama, ia memberikan dua pandangan berbeda
·
mengikuti
jalur ahli logika dan memilsafatkan agama
·
memandang agama sebagai ilmu ilahiah dan
menempatkannya diatas filsafat
Menurut
al-kindi, akal yaitu:
1.
akal
yang selalu bertindak
2.
akal
yang secara potensial berada didalam ruh
3.
akal
yang telah berubah didalam ruh dari daya menjadi aktual
4.
akal
yang kita sebut akal yang kedua
No comments:
Post a Comment