Thursday, April 10, 2014

Materi ke 4 Matakuliah Filsafat Islam

Nama              : Corrie Prestita Ishaya (1112051100019)
Kelas               : Jurnalistik 4A

TOKOH FILOSOF MUSLIM : AL KINDI

Masa Hidup
Abu Yusuf Ya’qub ibn ‘Ishaq ibn Sabbah ibn Imran ibn Ismail al-Ash’ats bin Qais al-Kindi (185 H/801 M-260 H/873 M) adalah seorang filosof muslim pertama. Sebagai muslim arab pertama yang mempelajari ilmu pengetahuan dan filsafat, Al-kindi disebut “Ahli-filsafat arab”. Semasa hidupnya al-Kindi mahir dalam berbahasa Arab dan berbahasa Yunani.
Ia berasal dari sebuah keluarga pejabat. Keluarganya berasal dari suku kindah, salah satu suku Arab yang besar di Yaman, sebelum Islam datang. Nenek moyangnya pindah ke Kufah. Kakeknya, al-Ash’ats ibn Qais, memeluk islam dan dianggap sebagai salah seorang sahabat nabi saw. Ayahnya, Ishaq al-Sabbah, menjadi gubernur Kufah selama kekhalifahan Abbasiyah al-Mahdi dan al-Rasyid. Kufah adalah pusat kebudayaan islam yang cenderung kepada studi-studi aqliah. Disinilah Al-Kindi menghapal al-Quran, mempelajari tata bahasa arab, kesusastraan dan ilmu hitung. Ia juga mempelajari Fiqh dan kalam. Tetapi, Al-kindi lebih tertarik kepada ilmu pengetahuan dan filsafat, oleh karena itu ia menguasai bahasa yunani dan syria.
Karya-karyanya
Karya al-kindi berjumlah270 buah yang kebanyakan berupa risalah-risalah pendek. Al Kindi telah menulis banyak karya dalam berbagai disiplin ilmu, dari metafisika, etika, logika, dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi,matematika, astrologi dan optik, juga meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi.
Beberapa karya ilmiahnya telah diterjemahkan oleh Gerard dari Cremona ke dalam bahasa Latin, dan pemikirannya itu sangat mempengaruhi pemikiran eropa pada abad pertengahan. Cardano menganggap al-kindi sebagai salah satu dari dua belas pemikir terbesar.
Filsafatnya
Menurut al-Kindi, fungsi filsafat sesungguhnya bukan untuk menggugat kebenaran wahyu atau untuk menuntut keunggulan yang lancang atau menuntut persamaan dengan wahyu. Filsafat haruslah sama sekali tidak mengajukan tuntutan sebagai jalan tertinggi menuju kebenaran dan mau merendahkan dirinya sebagai penunjang bagi wahyu.
Al kindi: “filsafat adalah pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu dalam batas-batas kemampuan manusia, karena tujuan para filsosof dalam berteori ialah mencapai kebenaran, dan dalam berpraktek, ialah menyesuaikan dengan kebenarannya. Ibn Nabatah dari Al-kindi: “ilmu-ilmu filsafat terdiri atas tiga hal, pertama, pengajaran (ta’lim), yaitu matematika yang bersifat mengantar; kedua, ilmu alam, yang bersifat terakhir dan ketiga ilmu agama yang bersifat paling tinggi.
Keselarasan antara filsafat dan agama didasarkan antara 3 alasan:
·         ilmu agama merupakan bagian dari filsafat
·          wahyu yang diturunkan kepada nabi dan kebenaran filsafat saling bersesuaian
·          menuntut ilmu, secara logika, diperintahkan dalam agama.
Al-kindi membedakan secara tajam agama dan filsafat dalam risalah “jumlah karya aristoteles”:
·         kedudukan teologi lebih tinggi dari filsafat
·         agama merupakan ilmu ilahiah, sedang filsafat merupakan ilmu insani
·         jalur agama adalah keimanan sedang jalur filsafat adalah akal
·         pengetahuan nabi diperoleh langsung melalui wahyu, sedangkan pengetahuan filosof diperoleh melalui logika dan pemaparan
Kesimpulannya, al-kindi adalah filosof pertama dalam islam yang menyelaraskan antara filsafat dan agama, ia memberikan dua pandangan berbeda
·         mengikuti jalur ahli logika dan memilsafatkan agama
·          memandang agama sebagai ilmu ilahiah dan menempatkannya diatas filsafat
Menurut al-kindi, akal yaitu:
1.      akal yang selalu bertindak
2.      akal yang secara potensial berada didalam ruh
3.      akal yang telah berubah didalam ruh dari daya menjadi aktual
4.      akal yang kita sebut akal yang kedua



No comments:

Post a Comment