Saturday, October 4, 2014

Laporan ke 3 Soskomas



LANJUTAN…
MODEL PROSES KOMUNIKASI MASSA
Model Transmisi
Pandangan ini dikaitkan dengan istilah pengiriman atau pemberian informasi kepada pihak lain. Inti gagasan ialah transmisi isyarat (signal) atau pesan dalam waktu tertentu dengan tujuan tercapainya kontrol. Contohnya: media cetak khususnya surat kabar.
Model Ekspresi (Ritual)
Dikaitkan dengan beberapa istilah, misalnya kebersamaan, partisipasi, asosiasi, persahabatan atau titik pandang yang sama. Model ini intinya tidak menekankan pada penyebaran informasi dari sudut pandang ruang, melainkan pada masalah pembinaan masyarakat dalam kurun waktu tertentu; tidak menekankan pada upaya penyampaian informasi tetapi pada pencerminan kesamaan pandangan. Contohnya: acara perbandingan agama yang sering dijadikan seminar nasional. Sehingga orang yang menganut agama lain bias mengetahui antara agama yang satu dengan agama lainnya.
Model Perhatian
Model ini paling sesuai dengan tujuan utama media,  sebagaimana yang ditentukan oleh media sendiri (menarik hati khalayak) dan paling cocok dengan pandangan khalayak umum menyangkut pentingnya pemekaian media (membebaskan diri, melibatkan diri, menghibur dll).

Model Komunikasi Massa
·         Model Jarum Hypodermik (Hypodermic Needle Model) :  media massa memiliki dampak yang kuat, terarah, segera dan langsung, media ampuh memasukan ide pada benak khalayak.
·         One step flow model : saluran media massa berkomunikasi langsung dengan massa tanpa berlalunya suatu pesan pada orang lain. Akan tetapi pesan itu tidak mencapai semua komunikan dan tidak menimbulkan efek yang sama pada komunikan. Media tidak mempunyai kekuatan yang hebat. Penmapilan, penerimaan dan penahanan dalam ingatan selektif mempengaruhi suatu pesan.
·         Two step flow model : menaruh perhatian kepada peranan media massa dan komunikasi antarpribadi. Melihat massa sebagai perorangan yang berinteraksi. Menekankan proses dari opinion leader ke penduduk yang kurang giat
·          Multi Step Flow Models
Didasarkan pada fungsi penyebaran yang berurutan terjadi pada kenyataan situasi kom. Tujuannya, menggunakan banyak saluran untuk memperteguh

Karakteristik Isi Media
·         Cepat : yakni aktual atau memperhatikan ketepatan waktu.
·         Nyata : berupa informasi mengenai sebuah fakta (fact)
·         Penting :  menyangkut kepentingan orang banyak
·         Menarik : artinya mengundang orang untuk membaca apa yang ditulis

Media Value
·         CONSEQUENCIES : Suatu fakta yang dapat membawa akibat bagi khalayak
·         HUMAN INTEREST : Menarik dari sudut kepentingan kemanusiaan
·         PROMINENCE : Melibatkan tokoh terkemuka yang menjadi figur/elite opinion
·         PROXIMITY : Fakta atau infromasi memiliki kedekatan dengan tempat tinggal pembaca
·         TIMELINES : Memili unsur kebaruan yang menyebabkan informasi tersebut aktual

Karakteristik Industri Media
·         Customer requirments : merujuk pada harapan konsumen tentang produk media yang mencakup aspek kualitas, diversitas dan ketersediaan
·         Competitive environment : yakni lingkungan pesaing yang dihadapi perusahaan
·         Social expectations : berhubungan dengan tingkat harapan masyarakat terhadap keberadaan industri media. Semakin tersedia program yang bagus, maka akan semakin beragam format acaranya dan semakin bagus kualitasnya

Influence in The Hierarchical Model
1.      Individual Level
Pemberitaan dan konten dalam suatu berita tentu saja terlihat dari individu yang bekerja, yaitu wartawan. Seorang wartawan sangat berperan penting dalam mencari berita untuk masyarakat luas.
2.      Media Routines Level
Rutinitas media adalah kebiasaan sebuah media dalam mengemasan sebuah berita. Pada level ini, seorang wartawan harus memiliki sebuah konsep dalam mencari sebuah berita. Biasanya yang termasuk level ini adalah rapat redaksi.
3.      Organization Level
Level ini lebih berpengaruh terhadap kedua level sebelumnya karena kebijakan terbesar dipegang oleh pemilik media melalui editor. Sehingga para pekerja tunduk dengan kekuasaan pemilik media. Disamping itu, seorang pemilik modal juga berperan didalamnya.
4.      Extra Media Level
Extra media level adalah pengaruh-pengaruh pada isi media yang berasal dari luar media itu sendiri. Pengaruh-pengaruh itu berasal dari pengiklan dan penaruh modal.
5.      Ideological Level
Pada level ini, individu dituntut untuk melihat realitas dan menghadapinya. Ideologi adalah kerangka berpikir di dalam suatu organisasi. Hal yang terpenting di dalam organisasi bahwa ideologi menjadi penguasa media. Individu yang masuk ke dalam suatu organisasi harus mengikuti ideologi  yang dianut.

Konsep Massa dalam Komunikasi Massa

PEMBEDAAN
KELOMPOK
PUBLIK
KERUMUNAN
MASSA
Tingkat Intruksi
Tinggi dalam wilayah terbatas
Sedang, walaupun para anggotanya tersebar
Tinggi
Rendah
Tujuan atau Objek Perhatian
Tujuan bersama, identitas, kontak
Pandangan atau masalah untuk diskusi dan penentuan pilihan
Kejadian yang sedang berlangsung
Objek perhatian yang dikelola
Kontrol/ Organisasi
Tinggi/ tetapi informal, internal
Sedang, formal dan informal
Kejadian yang sedang berlangsung
Eksternal dan manipulatif
Kadar Kesadaran
Tinggi
Bervariasi sedang sampai tinggi
Rendah
Rendah


TEORI AGENDA SETTING

Teori Agenda Setting diperkerkenalkan oleh Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw dalam tulisan mereka yang berjudul “The Agenda Setting Function of Mass Media” yang telah diterbitkan dalam Public Opinion Quarterly pada tahun 1972. Menurut kedua pakar ini jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.
Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan petunjuk tentang mana issue yang lebih penting. Disimpulkan bahwa apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Begitu juga sebaliknya apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.

 Terdapat tiga agenda dalam teori Agenda Setting, yaitu:   
  1. Agenda Media:
·         Visibility (junlah dan tingkat menonjolnya berita),
·         Audience Salience (relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak),
·         Valence (menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa).
  1. Agenda Khalayak:
·         Familiarity (derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu),
·         Personal Salience (relevansi kepentingan dengan ciri pribadi),
·         Favorability (pertimbangan senang atau tidak akan topik berita).
  1. Agenda Kebijakan:
·         Support (kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu),
·         Likelihood of Action (kemungkian melaksanakan apa yang diibaratkan),
·         Freedom of Action (nilai kegiatan yang mungkin dilakukan)

Efek agenda setting dibagi menjadi dua, yakni:
  1. Efek Langsung :
-ada atau tidaknya sebuah isu di khalayak
- mana yang penting
- dirangking oleh responden
  1. Efek Lanjutan:
- persepsi
 - tindakan










     




No comments:

Post a Comment