Monday, September 22, 2014



ALIRAN-ALIRAN TEORI KOMUNIKASI

         Structural Functional Theories (Aliran Struktural Fungsional)
Aliran struktural fungsional mempercayai bahwa struktur-struktur sosial itu nyata dan berfungsi dengan cara-cara yang dapat diobservasi. Selain itu, aliran struktural fungsional juga mengasumsikan stabilitas selamanya yang disebut dengan istilah sychrony daripada mengasumsikan perubahan atau diachrony. Aliran in mempunyai ciri-ciri, yaitu: tidak mempercayai subjektivitas dan kesadaran, mempercayai realitas independen melalui observasi yang hati-hati, dan memisahkan bahasa dan simbol dari pemikiran dan objek-objek yang disimbolkannya.
Contoh struktural budaya: orang Barat masuk rumah dengan sepatu,itu merupakan hal yang biasa dilakukan oleh budaya Barat. Sedangkan, orang Indonesia menganggap itu hal yang tidak sopan. Orang Arab memegang kepala memiliki tanda kasih sayang. Sedangkan, di Indonesia adalah hal yang tidak sopan. 
Contoh Teori : Teori Informasi (Claude Shannon), Teori Cybernetic (Norbert Weiner), Dynamic Social Impact Theory (Bibb Latane) dll.
         Cognitive and Behavioral Theories (Aliran Kognitif dan Perilaku)
Aliran kognitif dan perilaku membicarakan keterhubungan antara stimulus atau input dan respon atau output yang memiliki fokus pada individu. Pengertian kognitif itu sendiri berasal dari istilah kognisi yang merupakan pemikiran atau fokus pada bagaimana seseorang berpikir. Karena aliran berkaitan dengan thinking” dan “behavior, maka dinamakanlah aliran kognitif dan perilaku. 
Contoh Teori :  Teori Disonansi Kognitif (Leon Festinger), Relevance Theory (Dan Sperber & Deirdre Wilson), Atribution Theory (Frizt Heider)
         Interactionist Theories (Aliran Interaksionis)
Aliran ini memandang kehidupan manusia sebagai proses interaksi. Proses interaksi itu adalah mulai dari struktur sosial akan eksis dan dibentuk secara terus-menerus melalui interaksi. Aliran interaksionis terfokus pada bagaimana bahasa digunakan dalam menciptakan struktur sosial dan bagaimana bahasa serta sistem simbol lainnya diproduksi. Contohnya: bahasa gaul jaman sekarang, yaitu “kali” menjadi “keles”, “banget” menjadi “bingits”, dan lainnya.
 Makna yang dihasilkan oleh aliran ini tidaklah objektif, melainkan diciptakan oleh masyarakat dalam tindakan komunikasi. Contohnya: “Ular itu berbisa” maka berbeda makna dengan “aku bisa mengerjakan ujian”. kata “bisa” memiliki makna yang majemuk sesuai dengan kalimatnya. Pengetahuan bersifat situasional tidak universal, maksudnya adalah di setiap tempat yang berbeda maka berbeda pula kebudayaannya. Contohnya: budaya di Indonesia berbeda dengan budaya di Turkey.          
Perbedaan antara high context dan low context. High context adalah kultur yang tinggi (tidak langsung), lebih mementingkan proses daripada hasil. Low context adalah to the point, lebih mementingkan hasil daripada proses. 
Contoh Teori: Social construction of Reality (Alfred Schutz) , Teori Interaksi Simbolik (George Herbert Mead), Dramatisme and Narrative (Erving Goffman)
         Interpretive Theories (Aliran Interpretif)
Aliran interpretif adalah mencoba menemukan makna dalam tindakan dan text. Contohnya: budaya di Indonesia berbeda dengan budaya di Turkey. Bahasa tubuh; di Indonesia “tidak” itu “menggelengkan kepala”. Sedangkan, di Turkey “tidak” itu “memanggutkan kepala”. Kata lain dari interpretif adalah menggambarkan proses munculnya pemahaman. Aliran ini mampu membedakan secara tajam antara penjelasan scientific dengan pemahaman (understanding).
Tujuan interpretasi bukanlah menemukan hukum yang mengatur kejadian melainkan memahami cara masyarakat memahami pengalaman mereka. Contohnya: berdasarkan pengalaman individu. Aliran interpretif menekankan pada subjektivitas dan fokus pada pengalaman individu dan menjadikan bahasa sebagai pusat pengalaman. 
Contoh Teori : Phenomenology (Edmund Husserl), Hermeneutics: penafsiran atau menerjemahkan (Martin Heidegger)
         Critical Theories (Aliran Kritis)
Aliran ini memiliki fokus pada isu ketidaksamaan (inequality). Memusatkan perhatian pada konflik kepentingan di masyarakat dan bagaimana cara komunikasi didominasi  oleh satu kelompok atas yang kelompok lainnya. Aliran kritis penting memahami pengalaman hidup dalam konteks real masyarakat dan memahami pengetahuan sebagai power (kekuatan). 
Contoh Teori : Classical Marxist Theory/critique of Political Economy (Marx), Universal Pragmatic (The Frankfurt School), Cultural Studies (Stuart Hall), Power and Language (Cheris Kramarae)

DASAR PENGEMBANGAN TEORI KOMUNIKASI

         Development of massage : bagaimana kita mencipta, apa yang kita tulis dan kita ekspresikan kepada orang lain?
         Interpretation and generation of meaning: bagaimana manusia memahami pesan, dan bagaimana makna muncul dalam interaksi dengan orang lain? Bagaimana pemikiran mengolah informasi dan menginterpretasi pengalaman?
         Message structure : Bagaimana pesan ditempatkan bersama? Dan bagaimana pesan tsb diorganisasikan?
         Interactional dynamics : melibatkan hubungan  dan ketergantungan antara komunikator dalam diskursus dan pemaknaan
         Institutional and societal dynamics : cara bagaimana power dan sumberdaya didistribusikan kepada masyarakat. Cara budaya diproduksi, dan interaksi diantara segmen masyarakat

KOMUNIKASI MASSA: Sebuah Landasan

Pengertian Komunikasi Massa

  • Komunikasi Massa merupakan bentuk penyempaian pesan dari komunikator kepada khalayak banyak yang heterogen secara serempak melalui media massa, biasanya umpan balik terjadi secara tertunda 
  • Komunikasi Massa merupakan bentuk menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dan jumlahnya yang banyak dengan menggunakan media.

 Ciri-ciri Komunikasi Massa

  • Penyampaikan pesan 
  • Komunikator menyampaikan kepada khalayak 
  • Masyarakat yang heterogen 
  • Serempak ke media massa
  •  Umpan balik secara tertunda

Karakteristik Komunikasi Massa

  •  Komunikasi bersifat umum
  • Komunikasi bersifat heterogen 
  • Media Massa menimbulkan keserempakan
  • Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi
  • Melembaga (misalnya: terstruktur, resmi, memiliki surat ijin,  dan tanggungjawab
  • Terdapat standarisasi proses produksi, distribusi dan konsumsi isi media

Bentuk-bentuk Komunikasi Massa

  • Bentuk Perintah (the command mode) Bersumber dari adanya perbedaan kekuasaan dan otoritas antara pengirim dan penerima. Tujuannya ialah untuk melakukan kontrol dan perintah. Pola h ubungannya bersifat satu arah, tidak setara dan tidak berdasarkan sukarela. Misalnya: otoritarian.
  • Bentuk Pelayanan (the service mode) Ini merupakan bentuk paling umum dan paling sering berlaku dalam hubungan antara pengirim dan penerima. Kedua belah pihak diikat oleh kepentingan bersama dalam situasi pasar atau semacamnya (penawaran dan permintaan jasa simbolik). Misalnya saja, media memberikan infromasi atau hiburan sebagai imbalan yang berwujud pembayaran dan perhatian. Misalnya: TV kabel. 
  • Bentuk Asosiasi (the associational mode) Bentuk ini memiliki ikatan normatif atau nilai-nilai yang disepakati bersama, yang mendekatkan kelompok atau publik tertentu terhadap suatu sumber media tertentu.  Kedekatan dan perhatian penerima bersifat sukarela dan memuaskan hatinya. Misalnya: media komunitas (DnK TV, RDK fm) 

Fungsi Media

  • Kontrol sosial (social control)
  • Pendidikan (education
  • Agen Perubahan (agent of social change)
  •  Hiburan (entertainment)
Kebutuhan akan Media
  •  Untuk mengetahui apa yang penting dan perlu
  • Untuk membantu mengambil keputusan  (sebagai rujukan)
  • Untuk memperoleh informasi sebagai bahan pembahasan
  • Memberikan perasaan ikut serta dalam kejadian tertentu
  • Memberikan penguatan atas suatu pendapat
  • Mencarikan konfirmasi atas keputusan yang diambil
  • Memperoleh relaksasi dan hiburan

Model Proses Komunikasi Massa

Model
Orientasi Pengiriman
Orientasi Penerimaan
Transmisi
Pemindahan Pesan
Proses Kognitif
Ekspresi (Ritual)
Penampilan (Performance)
Kepuasan/ Kegiatan Bersama
Perhatian
Pameran (Display)
Pemberian Perhatian

No comments:

Post a Comment