ALIRAN-ALIRAN
TEORI KOMUNIKASI
•
Structural
Functional Theories (Aliran Struktural Fungsional)
Aliran
struktural fungsional mempercayai bahwa
struktur-struktur sosial itu nyata dan berfungsi dengan cara-cara yang dapat
diobservasi. Selain itu, aliran
struktural fungsional juga mengasumsikan stabilitas selamanya yang disebut
dengan istilah sychrony daripada mengasumsikan perubahan atau diachrony.
Aliran in mempunyai ciri-ciri, yaitu: tidak mempercayai subjektivitas dan kesadaran, mempercayai realitas independen
melalui observasi yang hati-hati, dan memisahkan bahasa dan simbol
dari pemikiran dan objek-objek yang disimbolkannya.
Contoh struktural budaya: orang Barat masuk rumah
dengan sepatu,itu merupakan hal yang biasa dilakukan oleh budaya Barat. Sedangkan,
orang Indonesia menganggap itu hal yang tidak sopan. Orang Arab memegang kepala
memiliki tanda kasih sayang. Sedangkan, di Indonesia adalah hal yang tidak
sopan.
Contoh Teori : Teori Informasi (Claude Shannon), Teori Cybernetic
(Norbert Weiner), Dynamic Social Impact Theory (Bibb Latane) dll.
•
Cognitive
and Behavioral Theories (Aliran Kognitif dan Perilaku)
Aliran kognitif dan perilaku membicarakan keterhubungan antara
stimulus atau input dan respon atau output yang memiliki fokus pada individu. Pengertian
kognitif itu sendiri berasal dari istilah kognisi yang merupakan pemikiran atau fokus pada bagaimana
seseorang berpikir. Karena aliran
berkaitan dengan “thinking” dan “behavior”, maka dinamakanlah aliran kognitif dan perilaku.
Contoh Teori : Teori
Disonansi Kognitif (Leon Festinger), Relevance Theory (Dan Sperber &
Deirdre Wilson), Atribution Theory (Frizt Heider)
•
Interactionist
Theories (Aliran Interaksionis)
Aliran
ini memandang
kehidupan manusia sebagai proses interaksi. Proses interaksi itu adalah mulai dari struktur sosial akan eksis dan
dibentuk secara terus-menerus melalui interaksi.
Aliran interaksionis terfokus pada bagaimana bahasa
digunakan dalam menciptakan struktur sosial dan bagaimana bahasa serta sistem simbol lainnya diproduksi. Contohnya: bahasa gaul jaman sekarang, yaitu “kali”
menjadi “keles”, “banget” menjadi “bingits”, dan lainnya.
Makna yang dihasilkan oleh
aliran ini tidaklah objektif, melainkan diciptakan oleh masyarakat dalam tindakan
komunikasi. Contohnya: “Ular itu
berbisa” maka berbeda makna dengan “aku bisa mengerjakan ujian”. kata “bisa”
memiliki makna yang majemuk sesuai dengan kalimatnya.
Pengetahuan bersifat
situasional tidak universal,
maksudnya adalah di setiap tempat yang berbeda maka berbeda pula kebudayaannya.
Contohnya: budaya di Indonesia berbeda dengan budaya di Turkey.
Perbedaan antara high
context dan low context. High context adalah kultur yang tinggi
(tidak langsung), lebih mementingkan proses daripada hasil. Low context adalah to the point, lebih mementingkan hasil daripada proses.
Contoh
Teori: Social construction of Reality (Alfred Schutz) , Teori
Interaksi Simbolik (George Herbert Mead), Dramatisme and Narrative
(Erving Goffman)
•
Interpretive
Theories (Aliran Interpretif)
Aliran interpretif adalah mencoba menemukan makna dalam
tindakan dan text. Contohnya: budaya
di Indonesia berbeda dengan budaya di Turkey. Bahasa tubuh; di Indonesia “tidak”
itu “menggelengkan kepala”. Sedangkan, di Turkey “tidak” itu “memanggutkan
kepala”. Kata lain dari interpretif adalah menggambarkan proses munculnya
pemahaman. Aliran ini mampu membedakan secara tajam antara
penjelasan scientific dengan pemahaman (understanding).
Tujuan interpretasi bukanlah
menemukan hukum yang mengatur kejadian melainkan memahami cara masyarakat
memahami pengalaman mereka. Contohnya:
berdasarkan pengalaman individu. Aliran interpretif menekankan pada subjektivitas
dan fokus pada pengalaman individu dan menjadikan bahasa sebagai pusat pengalaman.
Contoh Teori : Phenomenology (Edmund Husserl), Hermeneutics: penafsiran atau menerjemahkan (Martin Heidegger)
•
Critical
Theories (Aliran Kritis)
Aliran ini memiliki fokus pada isu ketidaksamaan (inequality).
Memusatkan perhatian pada konflik kepentingan di masyarakat dan bagaimana cara
komunikasi didominasi oleh satu kelompok
atas yang kelompok lainnya. Aliran kritis penting memahami pengalaman hidup dalam konteks real
masyarakat dan memahami pengetahuan
sebagai power (kekuatan).
Contoh Teori : Classical Marxist Theory/critique of
Political Economy (Marx), Universal Pragmatic (The Frankfurt
School), Cultural Studies (Stuart Hall), Power and Language
(Cheris Kramarae)
DASAR PENGEMBANGAN TEORI KOMUNIKASI
•
Development
of massage : bagaimana kita mencipta, apa yang kita tulis dan kita
ekspresikan kepada orang lain?
•
Interpretation
and generation of meaning: bagaimana
manusia memahami pesan, dan bagaimana makna muncul dalam interaksi dengan orang
lain? Bagaimana pemikiran mengolah informasi dan menginterpretasi pengalaman?
•
Message
structure : Bagaimana
pesan ditempatkan bersama? Dan bagaimana pesan tsb diorganisasikan?
•
Interactional
dynamics : melibatkan hubungan
dan ketergantungan antara komunikator dalam diskursus dan pemaknaan
•
Institutional
and societal dynamics :
cara bagaimana power dan
sumberdaya didistribusikan kepada masyarakat. Cara budaya diproduksi, dan
interaksi diantara segmen masyarakat
KOMUNIKASI
MASSA: Sebuah Landasan
Pengertian Komunikasi
Massa
- Komunikasi Massa merupakan bentuk penyempaian pesan dari komunikator kepada khalayak banyak yang heterogen secara serempak melalui media massa, biasanya umpan balik terjadi secara tertunda
- Komunikasi Massa merupakan bentuk menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dan jumlahnya yang banyak dengan menggunakan media.
Ciri-ciri Komunikasi
Massa
- Penyampaikan pesan
- Komunikator menyampaikan kepada khalayak
- Masyarakat yang heterogen
- Serempak ke media massa
- Umpan balik secara tertunda
Karakteristik
Komunikasi Massa
- Komunikasi bersifat umum
- Komunikasi bersifat heterogen
- Media Massa menimbulkan keserempakan
- Hubungan komunikator-komunikan bersifat non pribadi
- Melembaga (misalnya: terstruktur, resmi, memiliki surat ijin, dan tanggungjawab
- Terdapat standarisasi proses produksi, distribusi dan konsumsi isi media
Bentuk-bentuk
Komunikasi Massa
- Bentuk Perintah (the command mode) Bersumber dari adanya perbedaan kekuasaan dan otoritas antara pengirim dan penerima. Tujuannya ialah untuk melakukan kontrol dan perintah. Pola h ubungannya bersifat satu arah, tidak setara dan tidak berdasarkan sukarela. Misalnya: otoritarian.
- Bentuk Pelayanan (the service mode) Ini merupakan bentuk paling umum dan paling sering berlaku dalam hubungan antara pengirim dan penerima. Kedua belah pihak diikat oleh kepentingan bersama dalam situasi pasar atau semacamnya (penawaran dan permintaan jasa simbolik). Misalnya saja, media memberikan infromasi atau hiburan sebagai imbalan yang berwujud pembayaran dan perhatian. Misalnya: TV kabel.
- Bentuk Asosiasi (the associational mode) Bentuk ini memiliki ikatan normatif atau nilai-nilai yang disepakati bersama, yang mendekatkan kelompok atau publik tertentu terhadap suatu sumber media tertentu. Kedekatan dan perhatian penerima bersifat sukarela dan memuaskan hatinya. Misalnya: media komunitas (DnK TV, RDK fm)
Fungsi Media
- Kontrol sosial (social control)
- Pendidikan (education)
- Agen Perubahan (agent of social change)
- Hiburan (entertainment)
Kebutuhan akan Media
- Untuk mengetahui apa yang penting dan perlu
- Untuk membantu mengambil keputusan (sebagai rujukan)
- Untuk memperoleh informasi sebagai bahan pembahasan
- Memberikan perasaan ikut serta dalam kejadian tertentu
- Memberikan penguatan atas suatu pendapat
- Mencarikan konfirmasi atas keputusan yang diambil
- Memperoleh relaksasi dan hiburan
Model
Proses Komunikasi Massa
Model
|
Orientasi
Pengiriman
|
Orientasi
Penerimaan
|
Transmisi
|
Pemindahan Pesan
|
Proses Kognitif
|
Ekspresi (Ritual)
|
Penampilan (Performance)
|
Kepuasan/ Kegiatan Bersama
|
Perhatian
|
Pameran (Display)
|
Pemberian Perhatian
|
No comments:
Post a Comment