TEORI
KULTIVASI
Teori Kultivasi (Cultivacy Theory) pertama kali dikenal
oleh Professor George Gerbner, Dekan emeritus (sesepuh) dari Annenberg School for Communication di
Universitas Pensylvania. Dimana Gerbner dan Larry Gross (koleganya) dari Annenberg School for Communication ingin
mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan dan dipersepsikan penonton televisi.
Tradisi pengaruh media dalam jangka waktu panjang dan efek yang tidak langsung
menjadi kajiannya. Argumentasi awalnya adalah bahwa “televisi telah menjadi
anggota keluarga yang penting, anggota yang bercerita paling banyak dan paling
sering”.
Dengan kata lain, ia ingin mengetahui
dunia nyata seperti apa yang dibayangkan, dipersepsikan oleh penonton televisi itu.
Dapat dikatakan pula bahwa penelitian kultivasi yang dilakukannya lebih
menekankan pada “dampak”. Menurut teori ini, televisi menjadi media atau alat
utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur
dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang dibangun dibenak Anda
tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Artinya, kontak
Anda dengan televisi Anda belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya
serta adat kebiasannya.
Lima
Asumsi Menurut Gebner
1.
Tv secara esensial dan fundamental
berbeda dari bentuk media massa lainnya
2.
The
central cultural arm karena menjadi sumber kajian hiburan
dan informasi
3.
Persepsi seseorang akibat televisi
memunculkan sikap dan opini yang spesifik tentang fakta kehidupan
4.
Fungsi utama televisi adalah untuk
medium sosialisasi dan enkultrasi
5.
Observasi, pengukuran, dan kontribusi televisi
kepada budaya relative kecil, namun demikian dampaknya signifikan.
Homogenisasi
kultivasi
·
Mainstreaming,
yaitu
kultivasi terjadi pada pecandu berat televisi atau (heavy viewers) adalah mereka yang menonton televisi lebih dari
empat jam setiap harinya. Kelompok penonton ini sering disebut dengan khalayak “the
television type”.
·
Resonansi,
pemirsa melihat sesuatu di televisi yang sama dengan realitas kehidupan mereka
sendiri
Contoh
Teori Kultivasi:
Seorang
anak yang sering menonton sinetron. Ditampilkan di dalam sinetron itu cara
berpakaian yang tidak baik di sekolah maka anak yang menonton tersebut akan
mengikuti cara berpakaiannya. Tidak hanya meniru cara berpakaiannya tetapi
seluruh gaya hidup si pemain sinetron.
SPIRAL
OF SILENCE
Spiral
of silence theory adalah sebuah teori media yang lebih
memberikan perhatian pada pandangan mayoritas dan menekankan pandangan
minoritas. Orang yang mempelopori teori ini adalah Elizabeth Noelle-Neumann
(seorang professor emeritus penelitian komunikasi dari Institute fur Publiziztik Jerman). Beliau adalah orang yang
memperkenalkan teori spiral keheningan/ kesunyian ini. Teori ini diperkenalkan
melalui tulisannya yang berjudulThe
Spiral of Silence. Teori ini dapat dikatakan bahwa seseorang sering merasa
perlu menyembunyikan “sesuatu”-nya ketika berada dalam kelompok mayoritas. Sebaliknya,
mereka yang berada di pihak mayoritas akan merasa percaya diri dengan pengaruh
dari pandangan mereka dan terdorong untuk menyampaikannya kepada orang lain.
Asumsi
Dasar Teori
Tesis teori ini
bersandar pada dua asumsi. Pertama,
bahwa orang mengetahui mana opini yang berkembang dan mana opini yang tidak
berkembang. Hal ini disebut quasi-statistical
sense (tidak memakai data, berdasarkan perasaan) karena orang orang
mempunyai perasaan terhadap presentase penduduk untuk dan terhadap posisi-posisi
tertentu. Kedua, adalah bahwa orang
menyesuaikan pengungkapan opini mereka terhadap persepsi-persepsi ini.
Unsur
Spiral of Silence
1. Media
massa
2. Komunikasi
antar-pribadi dan jalinan interaksi sosial
3. Pernyataan
individu tentang suatu hal
4. Persepsi
orang lain/ kecenderungan pendapat tentang suatu persoalan yang dilontarkan
Kekuatan
Media Massa(Newman, 1984)
·
Ubiquity
(kehadirannya dimana-mana), Mengacu pada fakta.
Media merupakan sumber informasi yang luas karena terdapat dimana saja, dengan
kata lain, ubikuitas dapat didefinisikan sebagai kepercayaan.
Kepercayaan bahwa media terdapat
dimana-mana. Itu sebabnya media menjadi instrumen yang sangat penting,
diandalkan dan selalu tersedia ketika orang membutuhkan informasi. Untuk itu
media berusaha mendapat simpati dari publik terhadap pandangan atau pendapat
yang disampaikan.
·
Kumulasi
(pengulangan pesan yang sama), Pengaruh timbal
balik dalam membangun kerangka acuan. Dalam hal ini media
mengacu pada proses media yang selalu mengulang-ulang apa yang diberitakan.
Pengulangan terjadi disepanjang program, baik pada satu media tertentu ataupun
pada media lainnya, baik yang sejenis maupun tidak.
·
Konsonan
(Konsensus
tentang nilai-nilai diantara pekerja media), Konsonan
dihasilkan berdasarkan kecenderungan media untuk menegaskan atau melakukan
konfirmasi terhadap pemikiran dan pendapat mereka sendiri dan menjadikan
pemikiran dan pendapat itu seolah-olah berasal dari masyarakat.
Contoh
Teori Spiral of Silence:
Pada
suatu aksi demonstrasi di bundaran HI. Seorang mengikuti aksi itu dengan
harapan dapat mengeluarkan suaranya untuk memilih calon presiden yang ia
inginkan. Akan tetapi, saat aksi mulai dilakukan ternyata mayoritas orang
memilih calon Presiden A dibanding B. Ia yang memilih calon presiden B lebih
memilih untuk diam.
No comments:
Post a Comment