Kehidupannya
Abu al-Walid
Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Rusyd lahir di Cordova,
Spanyol pada tahun 520 H (1128 M).
Ia dikenal sebagai Averroes di dunia
Barat. Keluarganya terkenal mahir
dalam ilmu fiqh, ayah dan kakeknya sempat menjadi Kepala Pengadilan di
Andalusia. Hal ini yang memberinya kesempatan dalam meraih kedudukan tinggi di
studi-studi keislaman. Ibn Rusyd
mendalami banyak ilmu seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibn
Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja’far Harun dan Ibn Bajjah. . Beliau dikenal
sebagai komentator terbesar atas filsafatnya Aristoteles yang mempengaruhi
filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikiran seperti St. Thomas
Aquinas.
Ibn Rusyd menulis sejumlah komentar
terhadap karya-karya Aristoteles, seperti De
Organon, De Anima, Phiysica, Metaphisica, The Partibus Animalia, Parna
Naturalisasi, Metodologica, Rhetorica, dan Nichomachean Ethick. Dengan
kecerdasannya, komentar Ibn Rusyd sangat berpengaruh terhadap pembentukan
tradisi intelektual kaum Yahudi dan Nasrani. Hal itu membuka jalan Ibn Rusyd
mengunjungi Eropa untuk mempelajari warisan Aristoteles dan filsafat Yunani.
Karya-karya Ibn Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fiqih dalam
bentuk karangan, ulasan, essai, dan resume. Hampir semua karya-karya Ibn Rusyd
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) kemungkinan besar
karya-karya aslinya sudah tidak ada.
Ibn Rusyd
hidup dalam kondisi politik yang sedang berkecamuk, yakni pada masa
pemerintahan Almurafiah yang digulingkan oleh golongan Almuhadiah di Marrakusy
tahun 543 H/ 1148 M. Gerakan ini dimulai oleh Ibn Tumart yang menyatakan
dirinya sebagai al-Mahdi. Saat Abu Yaqub menjadi amir, Ibn Rusyd menuliskan ulasan-ulasan tentang
buku-buku Aristoteles dan dikenal oleh masyarakat Eropa abad pertengahan
sebagai “Juru Ulas”. Ia menulis 3 macam ulasan, yakni : ulasan besar,
menengah, dan kecil. Ulasannya yang besar disebut tafsir dan mengikuti pola
tafsir Al-Qur’an. Ulasan besarnya yang hingga kini masih ada yakni, Metaphysica yang
disunting oleh Bouyges (1357 H/ 1938 M – 1371 H/ 1951 M).
Ulasan kecilnya disebut talkhis, yang dalam bahasa
Arab berarti rangkuman. Secara keseluruhan, nilai ulasan-ulasan ibn Rusyd
bersifat historis, kecuali ulasan-ulasan kecilnya yang mengungkapkan, sampai
batas-batas tertentu, pemikirannya sendiri.
Ibn Ruysd
lebih dikenal dan dihargai oleh masyarakat di Eropa Tengah ketimbang di Timur,
karena :
•
Tulisannya
yang banyak jumlahnya itu diterjemahkan kedalam bahasa latin dan diedarkan
serta dilestarikan, lantas teks aslinya dalam bahasa Arab di bakar atau
dilarang terbit karena mengandung anti filsafat dan filosof.
•
Pada
zaman Reinassance, Eropa lebih mudah menerima filsafat dan metode ilmiah
sebagaimana yang dianut oleh Ibn Rusyd, sementara di Timur ilmu dan filsafat
mulai dikurbankan demi berkembangnya kerakan-gerakan mistis dan keagamaan.
Ia sendiri
terpengaruh oleh adanya pertentangan ilmu dan filsafat dengan agama. Agama
memenangkan pertikaian di Timur sedangkan ilmu
memenangkannya di Barat. Memang pertikaian antara kaum filosof dengan kaum
agamawan untuk mendapat kekuasaan tak pernah reda sejak abad ke-3 H/ ke-9 M.
Sebagai akibat dari pertikaian itu, Ibnu Rusyd diusir dari tanah kelahirannya,
tahun 593 H/ 1196 M dan tulisan-tulisannya pun dibakar didepan umum.
Filsafat
dan Agama Tema
Ibn Rusyd
membuka risalahnya dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah filsafat itu
sah, dilarang, dianjurkan, atau diharuskan dalam hukum Islam (Syari’ah).
Jawabannya, sejak dini filsafat diwajibkan atau dianjurkan dalam agama
(terutama Islam) sebab fungsi filsafat hanyalah spekulasi atas yang maujud dan
memikirkannya selama membawa kepada pengetahuan akan Sang Pencipta.
Sasaran agama secara filosofis: agama berfungsi sebagai
pencapaian teori yang benar dan perbuatan yang benar (al-‘ilm al-haq wal-‘amal
al-haqq). Sejauh ini, agama sejalan dengan filsafat.
Menurut Ibn Rusyd, agama didasarkan oleh tiga hal yang harus diyakini muslim:
1. Eksistensi
Tuhan
2. Kenabian
3. Kebangkitan
Jalan
Menuju Pengetahuan
Jalan menuju
pengetahuan merupakan salah satu masalah besar yang dibahas oleh Filsafat
Muslim, karena keterkaitannya dengan kemaujudan-kemaujudan yang lebih tinggi,
yaitu “akal perantara” (agent intellect) yang dengan akal tersebut
manusia berhubungan. Menurut Ibn Rusyd, akal dan ruh dibedakan dengan hati-hati
dalam pemikirannya tentang proses pengetahuan. Jalan menuju pengetahuan yaitu lewat perasaan atau akal
yang membawa kepada pengetahuan mengenai hal-hal tertentu atau universal.
Pengetahuan yang benar, yakni pengetahuan mengenai hal-hal yang universal.
Jalan
Menuju Tuhan
Ibn Rusyd
menilai bahwa hal utama yang membuat al-Ghazali menuduh para filosof tidak
beragama yakni: kekekalan dunia, sangkalan atas pengetahuan Tuhan mengenai
hal-hal tertentu dan kebangkitan kembali jasmani. Menurut Ibn
Rusyd, kekekalan benda membuat kita dapat mencapai hakikat sesuatu benda,
definisinya, dan memberinya nama. Jika sebuah benda tidak memiliki sifat
khusus, maka ia tak akan memiliki satu nama atau definisi khusus, dan segala
sesuatu akan menjadi sama saja. Jalan menuju ilmu dimulai dengan keimanan yang
merupakan dasar ketentuan.
Jalan
Menuju Wujud
Ibn Rusyd
mendefinisikan metafisik sebagai pengetahuan tentang wujud. Metafisik adalah
bagian dari ilmu-ilmu teoritis. Ibnu Rusyd mendefinisikan soal metafisik
“Metafisik adalah ilmu yang mempelajari terhubungan hal-hal yang ada mengenai
tatanan hierarkis sebab mereka sampai mencapai sebab utama. Karena itu,
pengetahuan tentang wujud, berupa penyelidikan akan sebab dan prinsipnya.
Pengetahuan yang benar adalah sesuai dengan kemaujudan. Ibnu Rusyd mengadapkan
kemaujudan mental dengan kemaujudan eksternal. Kemaujudan lahiriah merupakan
dasar bagi pengetahuan kita. Jika suatu wujud ada di dalam pikiran kita tanpa
memiliki keberadaan sejati di luar, maka ia bukanlah suatu wujud, melainkan
hanya sesuatu kemaujudan seperti sebuah gagasan yang tak masuk akal.
Berkemaujudan berarti nyata. Kriteria wujud yaitu eksistensinya yang nyata,
entah dalam bentuk potensi maupun tindakan.
Empat syarat yang harus dimiliki benda yang akan
bermaujud :
1. Subyek yang
paling dekat
2. Sifatnya
3. Sebab
pendorongnya
4. Ketiadaan
sebab-sebab yang mencegahnya
No comments:
Post a Comment