Monday, May 12, 2014

MISKAWAIH (laporan 7)

Masa Hidup
Nama lengkap Miskawaih adalah Abu Ali Ahmad bin Muhammad bin Yaqub ibnu Miskawaih. Ia lahir di Kota Ray (Iran) pada 320 H (932 M) dan wafat di Asfahan 9 Safar 421 H ( 16 Februari 1030 M). Miskawaih lebih dikenal sebagai filsuf akhlak (etika) walau pun perhatiannya luas meliputi ilmu-ilmu yang lain seperti kedokteran, bahasa, sastra, dan sejarah.
                                    
Karya-karyanya
Karya penting yang ia tinggalkan misalnya Tahdzibul Akhlaq (kesempuraan akhlak), Tartib as-Sa'adah (tentang akhlak dan politik), al-Siyar (tentang tingkah laku kehidupan), dan Jawidan Khirad (koleksi ungkapan bijak).

Filsafatnya
  • Filsafat Pertama
Miskawaih berusaha membuktikan bahwa ciptaan berawal dari ketiadaan. Alasannya : pertama, bentuk-bentuk saling menggantikan, tetapi dasarnya tetap konstan. Pada dasarnya dua bentuk tidak dapat bersatu sebab mereka itu berbeda. Kedua, bentuk pertama tidak bisa ke lain tempat. Karena gerak di tempat hanya berlaku untuk tubuh. Maka kemungkinannya bentuk pertama menjadi tiada. Dan, jika terbukti bentuk pertama tiada maka bentuk kedua mewujud, demikian seterusnya. Karena kemaujudan berasal dari ketiadaan.
Terhadap kaum materialis, ia membuktikan adanya ruh dengan dasar bahwa dalam diri manusia terdapat sesuatu yang memberi tempat bagi perbedaan dan bahkan pertentangan bentuk dalam waktu yang bersamaan. Tetapi sesuatu itu bukanlah materi, karena materi hanya menerima atau bentuk dalam waktu tertentu. Dengan mengutip doktrin Plato, ia mengatakan bahwa filsafat merupakan penerapan mati berdasarkan kemauan. Ada dua macam kehidupan, yaitu kehidupan alamiah dan kehidupan berdasarkan kemauan. Begitu juga kematian. Kemauan yang dimaksud adalah "hasrat".
  • Filsafat Moral
Miskawaih menjelaskan filsafat moralnya dalam lima bab, yaitu :
1.      Ruh
Ia mempersamakan pembawaan-pembawaan ruh dengan kebajikan-kebajikan. Ruh mempunyai tiga pembawaan (rasional, keberanian, dan sederhana) yang saling berkaitan.
2.      Fitrah manusia dan asal-usulnya
Miskawaih mengambil pendapat Stoa, yaitu manusia diciptakan dalam keadaan baik, tetapi kemudian menjadi jahat karena kecenderungan mereka kepada nafsu jahat dan memelihara persekutuan jahat. Kesempurnaan yang akan dicapai terbagi menjadi dua, yaitu:
a.      Kesempurnaan teoritis adalah ia akan memperoleh pengetahuan yang sempurna
b.      Kesempurnaan praktis adalah ia akan memperoleh kepribadian yang sempurna.
3.      Etika
Kebaikan terletak pada segala yang menjadi tujuan. Ia mengelompokan kebahagiaan atas lima bagian, yaitu kesehatan, kekayaan, kemahsyuran dan kehormatan, keberhasilan, dan pemikiran yang baik. Kebahagiaan terbagi menjadi dua, yaitu kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhir.
4.      Keadilan
Kebajikan merupakan suatu bayangan dari keesaan Tuhan, keseimbangan sejati. Pengetahuan tentang cara atau batas setiap persoalan merupakan prasyarat dari keadilan. Ia berpendapat bahwa keadilan merupakan fungsi kehendak ilahiah bukan sekedar pemikiran rasional dan sikap kehati-hatian.
5.      Persahabatan dan cinta
Miskawaih membagi cinta menjadi dua macam, yaitu cinta manusia kepada Tuhan dan cinta murid kepada gurunya (cinta anak kepada orangtuanya).
  • Pengobatan ruh
Miskawaih membahas penyembuhan penyakit jiwa. Beberapa bab yang ditulisnya sesuai dengan beberapa bab yang ditulis oleh al-Razi dalam Tibb, ia juga menulis beberapa halaman dari al-Kindi tentang menolak kesedihan.
  • Sejarah
Menurutnya sejarah adalah suatu pencerminan struktur politik ekonomi masyarakat pada masa-masa tertentu. Pandangan Miskawaih tentang sejarah adalah bersifat filosofis, ilmiah, dan kritis.

No comments:

Post a Comment