Monday, May 26, 2014

IBN BAJJAH (Laporan 9)

A.      Masa Hidupnya
Ibnu Bajjah memiliki  nama asli Abu Bakr Muhammad ibn Yahya al-Sha’igh. Ia dikenal di Eropa dengan nama Avampace. Ibn Bajjah berasal dari keluarga al-Tujib sehingga dikenal dengan sebagai al-Tujibi. Ia lahir di Saragossa menjelang akhir abad ke 5M/ 11H. Para ahli sejarah memandang Ibn Bajjah sebagai seorang yang berpengetahuan luas dan mahir dalam beberapa ilmu. Bahkan Fath ibn Khaqan yang menuduh dan mengecam Ibn Bajjah sebagai ahli bid’ah mengakui keamatpandaiannya. Karena menguasai sastra, tata bahasa dan filsafat kuno, Ibn Bajjah telah disejajarkan dengan al-Syaikh al-Rais Ibn Sina. Karena ketenarannya Abu Bakr Sahrawi, gubernur Saragossa mengangkatnya sebagai pejabat tinggi dalam pemerintahannya. Pada tahun 512H/ 1118M, Ibn Bajjah meninggalkan kota Saragossa lalu tinggal di Seville dan menjadi Tabib, kemudian ia pergi ke Granada, lalu pergi ke Afrika Barat- Laut.

B.       Para Pendahulunya
Tokoh pendahulu dari Ibn Bajjah di Spanyol, di antaranya:
·      Maslamah ibn Ahmad al- Majriti, seorang ahli matematika besar di Spanyol
·    Muhammad ibn Abdun al-Jabali dan Abu Sulaiman Muhammad ibn Thahir ibn Bahran al-Sijistani  yang pergi ke Timur untuk belajar logika.
·  Ahmad dan Umar, dua orang putra Yunus al-Barrani yang mempelajari berbagai ilmu bersama Tsabit ibn Sinan ibn Tsabit ibn Qurrah.
·    Ibn Hazm yang diberi perhatian khusus karena ketinggian ilmunya dalam teologi dan ilmu-ilmu keagamaan lainnya.
Sejak akhir abad ke 4M- 5M, filsafat dan logika dikutuk di Spanyol dan para penganjur ilmu-ilmu ini dihukum mati. Orang awam tidak lagi menyukai ilmu-ilmu ini.

C.      Tokoh-tokoh sezamannya
Dari sumber keterangan yang didapat dari muridnya, Ibn Imam dan lewat tulisan-tulisannya. Dapat diketahui tokoh-tokoh sezamannya adalah:
·      Malik ibn Wuhaib dari Seville, penulis risalah pendek mengenai prinsip-prinsip logika.
·  Abu Bakr, keunggulan wataknya mendorong untuk tidak berhenti meneliti, menarik, kesimpulan dan membaca semuanya.
·      Al-Amir al-Muqtadir ibn Hud, yang memerintah Saragossa (438H/ 1046M- 474H/1081M).

D.      Karya-karyanya
1. The Bodleian Ms., Arabic Pococke No. 206, tentang risalah-risalah mengenai ilmu pengobatan dan Risalat al- Wada’
2.    The Berlin MS. No.5060, hilang pada masa perang dunia II
3.    The Escurial MS. No. 612 hanya berisi risalah yang ditulis oleh Ibn Bajjah sebagai penjelas atas risalah-risalah al- Farabi dalam masalah logika. Ditulis pada tahun 667H/ 1307M di Seville.
4.    The Khediviah MS. Akhlaq No. 290 buku itu ringkasan dari Tadbir al-Mutawahidd
5.   Brockelmann menyatakan bahwa The Berlin Library memiliki sebuah syair pujian karya Ibn Bajjah berjudul Tardiyyah.
6.  Karya-karya yang disunting oleh Asin Palacios dengan terjemahan bahasa Spanyol dan catatan-catatan yang diperlukan: a) Kitab al-Nabat, al-Andalus jilid V, 1940, b) Risalah Ittisal al-Aql bi al-insan, al- Andalus jilid VII, 1942, c) Risalah al- wada’, al-Andalus jilid VIII,1943, d) Tadbir al-Mutawahidd berjudul El Regimen Del Solitario, 1946.
7.  Karya-karya yang disunting oleh Dr. M. shaghir Hasan al-Ma’sumi a) Kitab al-Nafs, dengan catatan dan pendahuluan dalam bahasa Arab, Majjalah al-Ma’ma ‘al-‘Ilm al-‘arabi, Damaskus, 1958 b) Risalah al-Ghayah al-Insaniyyah berjudul Ibn Bajjah on Human End, dengan terjemahan Bahasa Inggris, Journal of Asiatic Society of Pakistan, jilid II, 1957.

E.       Filsafatnya
Ibn Bajjah menyandarkan filsafat dan logikanya pada karya-karya al-Farabi, tapi dia telah memberikan sejumlah besar tambahan dalam karya-karya itu. Tidak seperti al-Farabi, dia berurusan dengan segala masalah hanya berdasarkan nalar semata. Dia mengagumi filsafat Aristoteles yang diatasnya membangun sistemnya sendiri. Seperti Aristoteles, Ibn Bajjah mendasarkan metafisika dan psikologinya pada fisika.

F.       Materi dan bentuk
Dalam tulisan-tulisannya, kata bentuk dipakai untuk mencakup berbagai arti; jiwa, sosok, kekuatan, makna, konsep. Menurut pendapatnya, bentuk tubuh memiliki tiga tingkatan:
1.    Bentuk jiwa umum atau bentuk intelektual.
2.    Bentuk kejiwaan khusus.
3.    Bentuk fisik.
             Dia membagi bentuk jiwa sebagai berikut:
1.    Bentuk-bentuk sirkular hanya memiliki hubungan sirkular dengan materi, sehingga bentuk-bentuk itu dapat membuat kejelasan materi dan menjadi sempurna.
2.    Kejelasan materi yang bereksistensi dalam materi. Bentuk-bentuk yang bereksistensi dalam indra-indra jiwa-akal sehat, indera khayali, ingatan dan sebagainya, dan yang berada di antara bentuk-bentuk kejiwaan dan kejelasan materi.

G.      Psikologinya
Ibn Bajjah mendasarkan psikologinya pada fisika, dia memulai pembahasannya mengenai jiwa dengan definisi jiwa dan nyata bahwa tubuh tersusun dari materi dan bentuk. Jiwa merupakan istilah yang mengandung banyak arti , sebab jiwa tidak bersifat homogen. Jika jiwa bersifat homogen maka fungsi-fungsinya bersifat homogen pula, namun, nyatanya bersifat heterogen yang meliputi: nutritif, sensitif, imajinatif atau rasional.
Nutritif mempunyai dua tujuan, yaitu pertumbuhan dan reproduksi. Unsur ini tidak hanya menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh, melainkan juga menyediakan suatu kelebihan bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Tapi, setelah pertumbuhan itu tercapai, kelebihan itu digunakan untuk reproduksi di dalam tubuh itu yang bersifat produktif. Unsur reproduksi berbeda dengan nutritif yang bertindak mengubah suatu makanan menjadi bagian dari tubuh.
Presepsi inderawi bisa bersifat aktual dan potensial. Yang bersifat potensial hanya dapat menjadi aktual kalau ia diubah menjadi sesuatu yang lain.  Oleh karena itu, ia memerlukan suatu penggerak untuk mengubahnya. Penggerak itu adalah merasa, sedangkan yang digerakkan adalah organ-rasa. Yang merasa atau kejadian-kejadian alamiah:
1.    Tubuh-tubuh alamiah yang khusus atau tubuh-tubuh alamiah.
2.    Tubuh tidak alamiah yang umum.
Presepsi psikis terbagi mejadi dua, yaitu:
1.    Sensasi
      Sensasi bersifat mendahului imajinasi yang untuknya ia mensuplai materi itu. Secara singkat, sensasi merupakan suatu kapasitas tubuh yang diaktifkan oleh yang terasa. Karena gerak banyak jumlahnya, maka sensasi pun banyak jumlahnya; dank arena yang terasa itu bersifat umum atau khusus, maka sensasi pun bisa bersifat umum atau khusus.
2.    Imajinasi
    Akal sehat merupakan realisasi penuh tubuh secara keseluruhan dan karenanya disebut sebagai ruh (soul). Unsur ini juga mensuplai materi untuk unsur imajinasi. Karena dianggap sebagai realisasi penuh pertama tubuh imajinatif dan terorganisasi, maka unsur imajinatif ini didahului oleh sensasi yang mensuplai materi kepadanya.
Unsur-unsur ruh yang berhasrat:
·      Hasrat imajinatif
Yang melewati hasrat tersebut anak-keturunan dibesarkan, individu-individu dibawa ke tempat-tempat tinggal mereka dan memiliki rasa saying, cinta, dan semacamnya.
·      Hasrat menengah
Yang lewat hasrat tersebut timbul nafsu akan makanan, perumahan, kesenian, dan ilmu.
·      Hasrat berbicara
Yang lewat hasrat itu timbul pengajaran dan tidak seperti hasrat yang kedua hasrat sebelumnya, hasrat berbicara merupakan hasrat khusus yang dimiliki manusia.
Ruh yang berhasrat itu menghendaki suatu objek yang kekal. Kehendak ini disebut kesenangan, dan tiadaknya kehendak merupakan kejemuan, kesakitan, dan yang semacamnya. Meski tak kekal, namun ruh yang berhasrat tersebut memiliki keinginan yang kuatuntuk kekal. Ia hanya menyukai bentuk imajiner menengah dan bentuk imajiner.
Kedua bentuk tersebut bersifat tidak kekal, maka ruh yang berhasrat itu tidak mencapai kekekalan yang lain melainkan sesuatu yang menggambarkan kekekalan itu, dan apa yang menggambarkannya tidak sulit untuk dinilai sebab individu-individu sebagai individu-individu yang beranggapan bahwa mereka mencapai kekekalan lewat kesempurnaan, dan kesempurnaan mencapai kekuasaan dan kebebasan. Maka timbullah kekuasaan dan kebebasan para penguasa lalim yang memerintah dibanyak negeri dunia ini.

H.      Akal dan pengetahuan
Menurut Ibn Bajjah, akal merupakan bagian terpenting. Pengetahuan yang benar dapat diperoleh lewat akal yang satu-satunya sarana, melaluinya kita mampu mencapai kemakmuran dan membangun kepribadian.
Pengetahuan yang paling timggi yaitu pengetahuan mengenai Tuhan sendiri dan malaikat-malaikat-Nya, lalu pengetahuan mengenai kejadian-kejadian apa yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Pengetahuan yang diperoleh oleh wawasan hati mereka, tanpa menggunakan mata mereka. Pengetahuan tentang sifat segala yang ada yang dimiliki oleh akal, ada dua jenis, yaitu:
·      Yang dapat dipahami tapi tidak dapat ditemukan.
·      Yang dapat dipahami dan dapat ditemukan.
Akal terdapat dua jenis, yaitu:
·      Akal teoritis, yang lewat akal itu manusia memahami segala yang tidak dapat dimunculkan.
·   Akal praktis, yang lewat akal itu dia menggunakan benda-benda tiruan yang dapat dia temukan.

I.         Tuhan Sumber Pengetahuan
Untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan, Ibn Bajjah menasehati kita melakukan tiga hal, yakni:
1.    Membuat lidah kita selalu mengingat Tuhan dan memuliakan-Nya
2.    Membuat organ-organ tubuh kita bertindak sesuai dengan wawasan hati
3.  Menghindari segala yang membuat kita lalai mengingat Tuhan atau membuat hati kita berpaling dari-Nya.

J.        Filsafat Politik
Tadbir al-mutawahidd, berpendapat tentang membagi Negara menjadi Negara yang sempurna dan yang tidak sempurna. Individu yang berbeda dari sebuah bangsa akan memiliki watak yang berbeda pula. Manusia yang memerintah sendirian itu harus selalu berada lebih dari orang-orang pada kesempatan tertentu.

K.      Etika
Ibn Bajjah membagi tindakan menjadi dua macam, yaitu tindakan hewani dan tindakan manusiawi. Untuk menyatakan apakah suatu tindakan bersifat hewani atau manusiawi, ibn Bajjah membagi kebajikan atas dua jenis, yaitu:
1.  Kebajikan formal merupakan pembawaan sejak lahir tanpa pengaruh kemauan dan spekulasi.
2.    Kebajikan spekulatif merupakan kebajikan didasarkan pada kemauan bebas dan spekulasi.

L.       Tasawuf
            Ibn Bajjah menjunjung tinggi para wali Allah dan menempatkan mereka di bawah para nabi. Menurutnya, sebagian orang dikuasai oleh keinginan jasmaniah belaka- mereka berada ditingkat paling bawah- dan sebagian lagi dikuasai moleh bagian spiritualis- kelompok ini sangat langka danm termasuk dalam kelompok ini Uwais al-Qarni dan Ibrahim ibn Adham.

No comments:

Post a Comment