A.
Masa Hidupnya
Al-Razi adalah seorang filosof muslim
kedua setelah al-Kindi. Nama lengkap al-Razi adalah Abu Bakr Muhammad ibn
Zakaria ibn Yahya al-Razi. Al-Razi lahir di Rayy, pada tanggal 1 Sya'ban tahun
251 H/ 865 M. Di kota kelahirannya, al-Razi terkenal sebagai dokter. Karena
itu, ia memimpin rumah sakit di Rayy ketika Mansur ibn Ishaq ibn Ahmad ibn Asad
menjadi gubernur Rayy dari tahun 290-296 H/ 902-908 M.
Pada awalnya al-Razi adalah seorang ahli
kimia. Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr (1968), al-Razi
meninggalkan kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat
eksperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya dan dengan bakal ilmu kimia yang
luas. Al-Razi adalah orang yang murah hati, sayang kepada pasiennya. Ia
menggunakan waktunya untuk menulis dan belajar. Ia meninggal dunia pada 5
Sya'ban 313 H/ 27 Oktober 925.
Al-Razi belajar ilmu kedokteran kepada
'Ali ibn Rabban al-Thabari dan ia belajar filsafat kepada al-Balkhi. Al-Razi
dikenal memiliki lawan mengenai teori mereka adalah sebagai berikut :
1.
Abu al-Qasim al-Balkhi, ia berbeda dengan
al-Razi mengenai waktu.
2.
Syuhaid ibn al-Husain al-Balkhi, ia berbeda
dengan al-Razi mengenai teori kesenangan.
3.
Abu Hatim al-Razi adalah lawan paling penting
karena banyak pendapat-pendapat al-Razi mengenai kenabian dan agama yang
ditulis dalam buku A'lam al-Nubuwwah.
4.
Ibn Tammar, ia memiliki perbedaan dengan
al-Razi mengenai teori materi dan atmosfir bawah tanah.
Ahmad ibn al-Thayyib al-Sarakhsi, beliau
adalah senior al-Razi yang bertentangan mengenai rasa pahit.
B. Karya-karyanya
Melalui
karya-karyanya, al-Razi menampilkan dirinya sebagai filosof platonis, terutama
dalam prinsip "lima kekal" dan "jiwa"nya. Buku-buku al-Razi
sangat banyak. Dia sendiri mempersiapkan katalog untuk buku-buku yang
ditulisnya, dan kemudian diproduksi oleh ibn al-Nadim. Yang kita temukan: 118
buku, 19 surat, 4 buku, 6 surat, dan satu maqqalah,
jumlah seluruhnya 148 buah. Buku-buku tersebut dikelompokkan sebagai berikut:
a. Tentang
ilmu kedokteran.
b.
Ilmu fisika.
c. Logika.
d. Matematika
dan astronomi.
e. Komentar,
ringkasan, dan ikhtisar.
f. Filsafat
dan ilmu pengetahuan hipotesis.
g. Metafisika.
h. Teologi.
i. Alkimia.
j. Tentang
atheisme.
k.
Campuran.
Adapun
tentang buku filsafat, diantaranya:
1.
Al-Tibb al-Ruhani
2.
Al-Shirat al-Falsafiyyah
3.
Amarat Iqbal al-Daulah
4.
Kitab al-Ladzdzah
5.
Kitab al-Ilm al-Ilahi
6.
Maqalah fi ma ba'd al-Tabi'ah
7.
Di samping buku-buku ini dan ringkasan yang
terkandung di dalam volume pertama
8.
Al- Syukuk 'ala Proclus, disiapkan oleh Kraus
untuk disunting dan ditemukan di antara kertas-kertas yang ditinggalkan setelah
ia bunuh diri.
C. Filsafatnya
1.
Metode
Al-Razi
adalah seorang rasional murni. Ia mempercayai hanya akal, di bidang kedokteran,
studi klinis yang dilakukan telah menghasilkan metode yang kuat tentang
penemuan yang berpijak pada observasi dan eksperimen. Bahkan, pikiran paling
rasional pun tak akan memuji sejelas dan setinggi itu. Tiada tempat bagi wahyu
atau intuisi mistis. Hanya akal logislah yang merupakan kriteria tunggal
pengetahuan dan perilaku. Tak ada kekuatan irrasional dapat dikerahkan. Al-Razi
menentang kenabian, wahyu, kecenderungan berpikir irasional.
2.
Metafisika
Al-Razi
adalah sosok filsuf yang berani, rasionalis-empiris dan
argumentasi-argumentasinya banyak dipengaruhi oleh para pemikir besar Yunani.
Ia dikenal dikalangan para pemikir Islam sebagai pemikir atheis, dimana
komentar-komentarnya banyak berbeda dengan filsuf muslim lain. Dalam hal ini
diantaranya adalah pemikirannya yang dianggap keluar dari Islam yaitu
pandangannya terhadap ketidakperluan nabi sebagai perantara wahyu, bahwa ia
mengatakan Tuhan dengan kasih sayang-Nya memberikan potensi kepada manusia
untuk bisa mengenalnya.
Berapapun
pokok-pokok karangan itu ialah :
1. Alam.
2. Janin.
3.
Dan kekekalan gerak.
Ia
menolak pendapat bahwa alam adalah prinsip gerak, terutama Aristoteles dan
pengulasnya: John Philoponos dan Alexander dari Aphrodisiasi, dan Porphyry.
Tampaknya pengarang ingin menolak semua ajaran yang beranggapan bahwa alam
adalah prinsip gerak dan penciptaan, dengan menunjukkan kontradiksi-kontradiksi
ajaran-ajaran itu.
Berikut
ini adalah lima kekekalan :
1. Tuhan.
2. Ruh.
3. Materi.
4. Ruang.
5.
Waktu.
Dua
dari yang lima kekal itu hidup dan aktif, Tuhan dan ruh. Satu dari padanya
tidak hidup dan pasif, yaitu materi. Dua lainnya tidak hidup, tidak aktif dan
tidak pula pasif, ruang dan waktu.
D. Teologi
Al- Razi adalah seorang yang bertuhan
tetapi ia tidak mempercayai wahyu dan kenabian, al-Razi membantah kenabian
dengan alasan sebagai berikut :
1. Akal
sudah memadai antara untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, yang
berguna dan tidak berguna.
2. Tiada
pembenaran bagi keistimewaan beberapa orang untuk membimbing semua orang.
3. Para
nabi saling bertentangan.
Ia memberikan alasan berikut untuk
mengikatan manusia kepada agama:
1. Meniru
dan kebiasaan
2. Kekuasaan
ulama yang mengabdi negara
3. Manifestasi
lahirnya agama, upacara-upacara, dan peribadatan yang mempengaruhi mereka yang
sederhana dan naif.
E. Filsafat
Moral
Filsafat moral al-Razi terdapat hanya
dalam karyanya: al-Tibb al-Ruhani dan
al-Shirat al-Falsfiyyah. Ia
berpendapat bahwa seorang filosof harus moderat, tidak terlalu menyendiri,
tidak terlalu memperturutkan hawa nafsu.
Ada dua batasan dalam hidup ini, batasan
tertinggi dan batasan terendah. Batasan tertinggi adalah batasan yang tidak
boleh dilampaui oleh para filosof, yaitu berpantangan dari kesenangan yang
dapat diperoleh hanya dengan melakukan ketakadilan dan melakukan hal-hal yang
bertentangan dengan akal, sedangkan batas rendah adalah memakan sesuatu yang tidak
membahayakan atau menyebabkan sakit dan memakan pakaian yang cukup untuk melindungi
kulitnya dari sebagainya.
Kesimpulan
Al-Razi adalah seorang filosof islam
kedua setelah al-Kindi. Dahulunya ia adalah seorang ahli kimia. Namun, ia lebih
dikenal sebagai dokter seperti Ibnu Sina. Al-Razi juga dikenal sebagai filosof
yang memiliki rasional murni.
Al-Razi tidak memiliki sistem filsafat
yang teratur, tetapi melihat masa hidupnya, ia mesti dipandang sebagai pemikir
yang tegar dan liberal di dalam Islam, dan mungkin di sepanjang sejarah
pemikiran manusia. Ia mempercayai adanya Tuhan, tetapi ia tidak percaya dengan
kenabian dan wahyu. Ia memiliki beberapa alasan tentang itu.
Al-Razi dikenal sebagai
filosof atheis. Filsafat yang paling dikenal adalah lima kekekalan, yaitu:
Tuhan, ruh, materi, ruang, dan waktu.
No comments:
Post a Comment