Saturday, April 19, 2014

Muhammad Ibn Zakaria Al-Razi (Laaporan5_Filsafat Islam)

A.      Masa Hidupnya
Al-Razi adalah seorang filosof muslim kedua setelah al-Kindi. Nama lengkap al-Razi adalah Abu Bakr Muhammad ibn Zakaria ibn Yahya al-Razi. Al-Razi lahir di Rayy, pada tanggal 1 Sya'ban tahun 251 H/ 865 M. Di kota kelahirannya, al-Razi terkenal sebagai dokter. Karena itu, ia memimpin rumah sakit di Rayy ketika Mansur ibn Ishaq ibn Ahmad ibn Asad menjadi gubernur Rayy dari tahun 290-296 H/ 902-908 M.
Pada awalnya al-Razi adalah seorang ahli kimia. Menurut sebuah riwayat yang dikutip oleh Nasr (1968), al-Razi meninggalkan kimia karena penglihatannya mulai kabur akibat eksperimen-eksperimen kimia yang meletihkannya dan dengan bakal ilmu kimia yang luas. Al-Razi adalah orang yang murah hati, sayang kepada pasiennya. Ia menggunakan waktunya untuk menulis dan belajar. Ia meninggal dunia pada 5 Sya'ban 313 H/ 27 Oktober 925.
Al-Razi belajar ilmu kedokteran kepada 'Ali ibn Rabban al-Thabari dan ia belajar filsafat kepada al-Balkhi. Al-Razi dikenal memiliki lawan mengenai teori mereka adalah sebagai berikut :
1.    Abu al-Qasim al-Balkhi, ia berbeda dengan al-Razi mengenai waktu.
2.    Syuhaid ibn al-Husain al-Balkhi, ia berbeda dengan al-Razi mengenai teori kesenangan.
3.    Abu Hatim al-Razi adalah lawan paling penting karena banyak pendapat-pendapat al-Razi mengenai kenabian dan agama yang ditulis dalam buku A'lam al-Nubuwwah.
4.    Ibn Tammar, ia memiliki perbedaan dengan al-Razi mengenai teori materi dan atmosfir bawah tanah.
Ahmad ibn al-Thayyib al-Sarakhsi, beliau adalah senior al-Razi yang bertentangan mengenai rasa pahit.

B.       Karya-karyanya
Melalui karya-karyanya, al-Razi menampilkan dirinya sebagai filosof platonis, terutama dalam prinsip "lima kekal" dan "jiwa"nya. Buku-buku al-Razi sangat banyak. Dia sendiri mempersiapkan katalog untuk buku-buku yang ditulisnya, dan kemudian diproduksi oleh ibn al-Nadim. Yang kita temukan: 118 buku, 19 surat, 4 buku, 6 surat, dan satu maqqalah, jumlah seluruhnya 148 buah. Buku-buku tersebut dikelompokkan sebagai berikut:
a.    Tentang ilmu kedokteran.
b.    Ilmu fisika.                   
c.    Logika.
d.   Matematika dan astronomi.
e.    Komentar, ringkasan, dan ikhtisar.
f.     Filsafat dan ilmu pengetahuan hipotesis.
g.    Metafisika.
h.    Teologi.
i.      Alkimia.
j.      Tentang atheisme.
k.    Campuran.
Adapun tentang buku filsafat, diantaranya:
1.    Al-Tibb al-Ruhani
2.    Al-Shirat al-Falsafiyyah
3.    Amarat Iqbal al-Daulah
4.    Kitab al-Ladzdzah
5.    Kitab al-Ilm al-Ilahi
6.    Maqalah fi ma ba'd al-Tabi'ah
7.    Di samping buku-buku ini dan ringkasan yang terkandung di dalam volume pertama
8.    Al- Syukuk 'ala Proclus, disiapkan oleh Kraus untuk disunting dan ditemukan di antara kertas-kertas yang ditinggalkan setelah ia bunuh diri.

C.      Filsafatnya
1.        Metode
Al-Razi adalah seorang rasional murni. Ia mempercayai hanya akal, di bidang kedokteran, studi klinis yang dilakukan telah menghasilkan metode yang kuat tentang penemuan yang berpijak pada observasi dan eksperimen. Bahkan, pikiran paling rasional pun tak akan memuji sejelas dan setinggi itu. Tiada tempat bagi wahyu atau intuisi mistis. Hanya akal logislah yang merupakan kriteria tunggal pengetahuan dan perilaku. Tak ada kekuatan irrasional dapat dikerahkan. Al-Razi menentang kenabian, wahyu, kecenderungan berpikir irasional.
2.        Metafisika
Al-Razi adalah sosok filsuf yang berani, rasionalis-empiris dan argumentasi-argumentasinya banyak dipengaruhi oleh para pemikir besar Yunani. Ia dikenal dikalangan para pemikir Islam sebagai pemikir atheis, dimana komentar-komentarnya banyak berbeda dengan filsuf muslim lain. Dalam hal ini diantaranya adalah pemikirannya yang dianggap keluar dari Islam yaitu pandangannya terhadap ketidakperluan nabi sebagai perantara wahyu, bahwa ia mengatakan Tuhan dengan kasih sayang-Nya memberikan potensi kepada manusia untuk bisa mengenalnya.
Berapapun pokok-pokok karangan itu ialah :
1.    Alam.
2.    Janin.
3.    Dan kekekalan gerak.
Ia menolak pendapat bahwa alam adalah prinsip gerak, terutama Aristoteles dan pengulasnya: John Philoponos dan Alexander dari Aphrodisiasi, dan Porphyry. Tampaknya pengarang ingin menolak semua ajaran yang beranggapan bahwa alam adalah prinsip gerak dan penciptaan, dengan menunjukkan kontradiksi-kontradiksi ajaran-ajaran itu.
Berikut ini adalah lima kekekalan :
1.    Tuhan.
2.    Ruh.
3.    Materi.
4.    Ruang.
5.    Waktu.
Dua dari yang lima kekal itu hidup dan aktif, Tuhan dan ruh. Satu dari padanya tidak hidup dan pasif, yaitu materi. Dua lainnya tidak hidup, tidak aktif dan tidak pula pasif, ruang dan waktu.

D.      Teologi
Al- Razi adalah seorang yang bertuhan tetapi ia tidak mempercayai wahyu dan kenabian, al-Razi membantah kenabian dengan alasan sebagai berikut :
1.    Akal sudah memadai antara untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat, yang berguna dan tidak berguna.
2.    Tiada pembenaran bagi keistimewaan beberapa orang untuk membimbing semua orang.
3.    Para nabi saling bertentangan.
Ia memberikan alasan berikut untuk mengikatan manusia kepada agama:
1.    Meniru dan kebiasaan
2.    Kekuasaan ulama yang mengabdi negara
3.    Manifestasi lahirnya agama, upacara-upacara, dan peribadatan yang mempengaruhi mereka yang sederhana dan naif.

E.       Filsafat Moral
Filsafat moral al-Razi terdapat hanya dalam karyanya: al-Tibb al-Ruhani dan al-Shirat al-Falsfiyyah. Ia berpendapat bahwa seorang filosof harus moderat, tidak terlalu menyendiri, tidak terlalu memperturutkan hawa nafsu.
Ada dua batasan dalam hidup ini, batasan tertinggi dan batasan terendah. Batasan tertinggi adalah batasan yang tidak boleh dilampaui oleh para filosof, yaitu berpantangan dari kesenangan yang dapat diperoleh hanya dengan melakukan ketakadilan dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan akal, sedangkan batas rendah adalah memakan sesuatu yang tidak membahayakan atau menyebabkan sakit dan memakan pakaian yang cukup untuk melindungi kulitnya dari sebagainya.

Kesimpulan
Al-Razi adalah seorang filosof islam kedua setelah al-Kindi. Dahulunya ia adalah seorang ahli kimia. Namun, ia lebih dikenal sebagai dokter seperti Ibnu Sina. Al-Razi juga dikenal sebagai filosof yang memiliki rasional murni.
Al-Razi tidak memiliki sistem filsafat yang teratur, tetapi melihat masa hidupnya, ia mesti dipandang sebagai pemikir yang tegar dan liberal di dalam Islam, dan mungkin di sepanjang sejarah pemikiran manusia. Ia mempercayai adanya Tuhan, tetapi ia tidak percaya dengan kenabian dan wahyu. Ia memiliki beberapa alasan tentang itu.
Al-Razi dikenal sebagai filosof atheis. Filsafat yang paling dikenal adalah lima kekekalan, yaitu: Tuhan, ruh, materi, ruang, dan waktu. 

No comments:

Post a Comment